Video Porno Mirip Luna Maya Diambil Dari Kamera Ponsel


Video porno mirip Luna Maya dan Ariel membuat heboh dunia maya. Video berdurasi 6 menit 49 detik itu, diduga dibuat dengan kamera ponsel.

"Tampaknya video itu sebenarnya koleksi pribadi, diambil dengan kamera HP," ujar Pengamat Teknologi Komunikasi Informasi, Heru Sutadi, saat diwawancara
detikINET Jumat (4/6/2010).

Gambar dalam video porno itu memang tidak terlalu tajam. Meski begitu, tetap saja, wajah-wajah dua orang dalam video tersebut terlihat jelas mirip Ariel dan Luna.

Heru pun mengungkapkan analisanya mengenai video itu. Katanya, ada dua skenario mengapa video tersebut bisa beredar di internet.

"Pertama, video ini tersebar dari HP yang hilang. Kedua, ada pihak-pihak yang tidak suka dan ingin menjatuhkan keduanya dengan membuat video dengan orang yang mirip. Tapi ini sangat kecil kemungkinannya," urainya.

Dalam video itu memang terlihat sepasang laki-laki dan perempuan, mirip Luna dan Ariel, sedang melakukan adegan intim. Perempuan tersebut berkulit putih dan mempunyai tato di pinggul kirinya.

Saat ditemui usai membawakan acara 'Dahsyat', Luna membantah memiliki tato. Ia pun mengatakan kalau gosip video porno itu sebagai sebuah fitnah.


Sumber dari:

Google Layanan Baru Bernama YouTube Choose 2010


Kampanye politik bagai ladang uang bagi media massa. Sebab, para politisi biasanya tak tanggung-tanggung menggelontorkan koceknya demi menorehkan image ke publik lewat kampanye di media. Menyadari hal tersebut, Google pun menyiapkan layanan baru.

Layanan tersebut bernama YouTube Choose 2010 Campaign Toolkit dan Google Campaign Toolkit. Sayangnya hal ini baru diaplikasikan di kancah politik Amerika Serikat. Kedua layanan tersebut didesain untuk membantu para politisi dan calon legislatif untuk menyampaikan gagasan serta visi misi secara mudah kepada publik.

Dengan YouTube Choose 2010 Campaign Toolkit, para politisi negeri Paman Sam bisa lebih mempersuasi publik melalui YouTube Politician Channel. Di Channel tersebut, mereka bisa memanfaatkan analisis hasil kampanye digital, dengan bantuan Google Moderator dan YouTube Insight.

Sementara Google Campaign Toolkit dapat memaksimalkan Google Apps untuk menjaga hubungan antara tim sukses dengan para pendukung.

Dari sisi bisnis, para kandidat dalam YouTube diharuskan membayar layanan tersebut layaknya pada model kampanye politik di televisi. Bagi kandidat yang tengah bersaing ketat, hal ini tentu dapat membantu perkembangan perebutan pengaruh publik mereka.


Sumber dari:
detikiNet

Followers

Club Cooee
rachmanda by Informatika