'Nokia Produksi Tablet Penantang iPad'


Nokia diam-diam mengamati Apple yang tampaknya bakal sukses besar dengan produk barunya, iPad. Seorang analis teknologi mengklaim, raksasa ponsel ini mempersiapkan tablet yang ditujukan untuk bersaing dengan iPad.

Memang tak hanya Nokia, beberapa vendor teknologi lain sedang mempersiapkan diri membuat tandingan iPad. Misalnya saja Samsung Electronics dan Hewlett Packard.

Dikutip detikINET dari Reuters, Rabu (7/4/2010), Nokia sendiri sudah memasuki bisnis PC, misalnya dengan peluncuran laptop Booklet 3G tahun lalu. Namun laptop ini kurang terdengar gemanya.

Menurut Ashok Kumar, analis di Rodman dan Renshaw, para vendor teknologi tidak akan membiarkan Apple memimpin sendirian di ranah komputer tablet. Untuk itulah Nokia mempersiapkan gadget tandingan.

"Saat ini, jalur distribusi tablet Nokia sudah dipersiapkan untuk peluncurannya. Tablet ini akan mulai berada di toko pada September-Oktober untuk memenuhi permintaan pada musim liburan," klaim Kumar.

Kumar menyatakan, tablet Nokia mengandalkan software Microsoft Windows. Namun ada pula prediksi tablet itu memakai sistem operasi MeeGo yang dikembangkan Nokia bersama Intel. Menanggapi kabar ini, pihak Nokia belum bersedia berkomentar.

"MeeGo kemungkinan ditujukan terutama untuk pasar tablet. Saya pikir Nokia atau Samsung memang akan memasuki pasar komputer tablet," ucap Tero Kuittinen, analis di MKM Partners.



Sumber:
detikInet

Desain Bak iPhone, Samsung Galaxy S Usung Fitur Ketik Cepat


Samsung terkesan masih sungkan mengumbar informasi seputar Galaxy S, handset Android mereka yang digadang-gadang sebagai yang tercanggih. Namun sedikit bocoran, ponsel ini bak kembaran iPhone dan memiliki fitur yang memudahkan pengguna untuk mengetik cepat.

Dibilang kembaran sebab ketika diamati detikINET, Galaxy S memiliki desain body yang nyerempet smartphone besutan Apple tersebut. Hanya saja, layar yang diusung Galaxy S lebih besar ketimbang iPhone, yakni 4 inch.

Perbedaan lain terdapat pada bagian belakang body yang terdapat lekukan di bagian bawahnya. Lekukan ini sangat berguna ketika user ingin mengambil foto dalam format landscape, membuat pegangan jadi lebih mantap.

Dari sisi performa, detikINET masih belum bisa menguji secara dalam. Sebab, Galaxy S yang dijajal masih dalam bentuk prototype. Salah satu fitur yang mungkin patut dicermati adalah keberadaan Swype.

Fitur ini memang bukan fitur baru bagi Samsung, karena sudah lebih dulu terbenam di Omnia II, tapi hanya untuk pasaran Amerika Serikat.

Dijelaskan oleh Fabiant Kayatmo, Product Marketing Senior Manager Mobile Division PT Samsung Electronics Indonesia, Swype bisa dibilang sebagai fitur pendeteksi teks. Fitur ini merupakan solusi Samsung untuk memfasilitasi user agar bisa mengetik dengan sangat cepat.

Ketika dicoba langsung detikINET, cara penggunaannya pun cukup mudah. User tetap menggunakan virtual keyboard qwerty di layar. Namun tidak perlu menekan huruf satu per satu untuk mengetik suatu kata. Tinggal menyeretnya dari satu huruf ke huruf lainnya untuk merangkai kata yang dimaksud. Dan tidak harus sampai seluruh huruf dihampiri, fitur ini kadang sudah memberikan prediksi kata yang dimaksud.

"Untuk menjalankannya dibutuhkan database kumpulan kata-katanya harus komplet. Selain itu, untuk saat ini pengadopsiannya masih berdasarkan bahasa Inggris. Tapi nantinya akan kita adopsi untuk bahasa Indonesia," tutur Fabiant.

Kelebihan lain yang dimiliki Galaxy S adalah sudah menjalankan Android versi 2.1 dan memakai teknologi super Amoled di layarnya. Teknologi ini dijanjikan membuat layar lebih terang dan tajam, namun asupan baterai justru lebih hemat.

Sementara kekuatan prosesornya sama dengan Google Nexus One, yakni 1 GHz. Memori internal sebesar 16GB masih ditambahi slot microSD sampai 32GB.

Kamera Galaxy S juga sudah terhitung mumpuni untuk kategori smartphone, berkemampuan 5 megapiksel. Ponsel ini juga punya kemampuan memutar video HD dengan resolusi 720p

Jaringan Bermasalah, Mobile-8 Berharap Cepat Normal

Pasca gempa berkekuatan 7,2 SR di Aceh, Mobile-8 Telecom masih melayani pelanggannya dengan mengandalkan pasokan daya listrik cadangan. Sebelum akhirnya kolaps, operator seluler dan fixed wireless access berbasis CDMA ini berharap segera mendapat pertolongan.

"Di wilayah gempa, 40 BTS masih on menggunakan baterai cadangan. Mudah-mudahan sebelum satu per satu akan kehabisan dayanya, PLN sudah dapat normal kembali," ucap Dirut Mobile-8, Merza Fachys kepada detikINET, Rabu (7/4/2010).

Meski Merza mengklaim terjadi nihil kerusakan pada infrastruktur jaringannya, namun ada laporan dari anak buahnya yang menyebutkan bahwa jaringan Mobile-8 di area perbatasan Aceh dan Medan sempat terkena gangguan.

"Jaringan Mobile-8 terkena gangguan di perbatasan Aceh dan Medan. Pelanggan di Medan saat ini mengalami gangguan dalam menggunakan layanan kami," ungkap GM Corporate Communication Mobile-8, Yolanda Nainggolan.

Data dari Badan Meteorologi dan Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan, titik pusat gempa berada di 2.33 LU - 97.02 BT atau 75 km tenggara Sinabang NAD. Gempa terjadi di kedalaman 34 Km dan kabarnya berpotensi menimbulkan gelombang Tsunami.



Sumber:
detikInet

Telkom Waspadai Episentrum Gempa

Fasilitas telekomunikasi milik Telkom diklaim masih beroperasi seperti biasa pasca gempa bumi berkekuatan 7,2 SR yang terjadi pagi ini di provinsi Nangroe Aceh Darussalam (NAD) dan sekitarnya.

Menurut VP Public and Marketing Communication Telkom, Eddy Kurnia, masyarakat tetap bisa berkomunikasi baik ke luar maupun ke dalam provinsi NAD.

"Alhamdulillah, meski gempa yang terjadi hari ini terbilang besar, tetapi seluruh fasilitas telekomunikasi yang ada di Aceh baik itu suara maupun data tidak mengalami gangguan yang berarti," paparnya di Jakarta, Rabu (7/4/2010).

Dijelaskannya, hingga pagi ini belum ada laporan mengenai kerusakan ataupun terputusnya saluran komunikasi di Aceh. "Kami berharap kondisi ini bisa tetap dipertahankan sehingga kebutuhan telekomunikasi yang biasanya meningkat drastis pasca bencana tetap bisa kami layani," harap Eddy.

Berdasarkan pengalaman selama ini, kebutuhan telekomunikasi memang meningkat tajam sesaat setelah gempa bumi terjadi. Eddy mengambil contoh di Sumatera Barat dan Tasikmalaya tahun lalu, di mana terjadi kepadatan lalu-lintas telekomunikasi sesaat setelah gempa.

"Karenanya kami terus meningkatkan kewaspadaan dan mempersiapkan langkah-langkah kontigensi untuk menjamin ketersediaan sarana telekomunikasi," ujarnya.

Eddy juga menambahkan seluruh karyawan Telkom di Aceh dan sekitarnya beserta keluarga dalam keadaan selamat dan tetap melayani masyarakat yang membutuhkan sarana telekomunikasi. Kantor-kantor Telkom juga katanya masih beroperasi seperti biasa.

"Saat ini di seluruh Aceh, Telkom melayani sekitar 45.000 pelanggan Flexi, 58.000 pelanggan telepon kabel dan 13.500 pelanggan Speedy. Adapun jumlah menara BTS (Base Transceiver Station) yang dimiliki sekitar 82 unit," paparnya.

Meskipun sejauh ini situasinya dinilai kondusif, manajemen Telkom telah mengistruksikan seluruh jajaran karyawannya, khususnya yang dekat dengan episentrum gempa untuk meningkatkan kewaspadaan dan menjaga serta memeriksa, agar fasilitas telekomunikasi bisa digunakan secara normal dan tetap melayani pelanggan seperti biasa.

Saat ini, Telkom sedang mengumpulkan informasi mengenai dampak gempa yang terjadi pagi tadi, mengingat gempa tidak hanya dirasakan di Aceh tetapi juga di beberapa daerah di Propinsi Riau dan Sumatera Utara.



Sumber:

detikInet

Video Penembakan di Irak Disebut Mirip Video Game

Sebuah video aksi penembakan di Irak, yang menewaskan wartawan Reuters, telah dibocorkan di internet. Aksi dalam video itu disebut mirip video game.

WikiLeaks, situs yang membocorkan informasi rahasia yang perlu diketahui publik, telah menerbitkan sebuah video yang cukup mengerikan. Dalam video itu ditampilkan aksi penembakan oleh tentara AS yang akhirnya menewaskan seorang wartawan foto dari Reuters, asisten sang wartawan serta beberapa warga sipil.

Seperti dikutip detikINET dari Kotaku, Selasa (6/4/2010), video itu mulai menarik perhatian kalangan media di Amerika Serikat. Termasuk, salah satunya, siaran berita Fox News.

Julian Assange, salah satu penasihat di WikiLeaks, mengumumkan video tersebut pada pers di AS. "Perilaku pilot dalam video itu tampak seperti sedang bermain video game. Seakan-akan mereka hendak meraih high score dalam game," sebut Assange dalam laporan di Fox News.

Michael McWhertor dari Kotaku menduga komentar Assange itu merujuk pada sikap 'biasa-biasa saja' yang ditunjukkan oleh para tentara yang melakukan penembakan. Hal ini, sebut McWhertor, serupa dengan dialog pada video game.

Tentunya, ujar McWhertor, para pembuat game perang menampilkan dialog semacam itu karena mereka mencoba membuat game yang mirip dengan kenyataan. "Apakah kemudian menjadi wajar untuk membandingkan adegan (dalam video itu-red) dengan video game? Saya rasa hal itu masih perlu dibahas lebih lanjut," ujarnya.

Tak bisa dipungkiri, aksi penembakan yang ditampilkan dalam video itu akan membangkitkan perasaan yang campur-aduk. Apalagi ditambah keterangan bahwa yang meninggal adalah wartawan, sekelompok warga sipil, serta ada juga dua orang anak kecil yang terluka.

Video tersebut bisa disaksikan di YouTube. Selain itu, WikiLeaks juga telah mendirikan sebuah situs khusus seputar insiden itu yang beralamat di CollateralMurder.com.

Dibobol, Game Voli Pantai Tampilkan Wanita Bugil

Dead or Alive: Paradise adalah game aksi voli pantai pada konsol genggam PlayStation Portable. Namun, berkat sebuah aksi ilegal, game itu bisa dibuat agar menampilkan wanita bugil.

Dead or Alive: Paradise (DoA: Paradise) adalah game buatan Tecmo untuk konsol game genggam PlayStation Portable (PSP). Game tersebut memiliki tema yang cukup seksi karena menampilkan wanita-wanita berbikini sedang bermain voli pantai.

Aksi bermain voli itu juga makin seksi karena didukung simulasi fisika yang realistis, sehingga bagian tubuh para wanita di game itu pun bisa bereaksi seperti sungguhan. Tentu bisa dibayangkan sendiri reaksi seperti apa yang kerap muncul dalam aksi voli pantai yang penuh lompatan.

Nah, makin parahnya, pihak-pihak tak dikenal diketahui telah menemukan cara untuk membobol game itu. Seperti dikutip detikINET dari Kotaku, Selasa (6/4/2010), bikini dalam game itu bisa dihilangkan sama sekali.

Akibat dari pembobolan itu, sudah bisa ditebak tentunya, para wanita pun menjadi bugil. Tentunya, bagian tubuh yang tertutupi bikini dilaporkan tidak seperti anatomi sungguhan, namun lebih mirip tubuh boneka seperti Barbie.

Aksi pembobolan itu dilakukan dengan membobol firmware PSP dan juga menyunting file ISO game DoA: Paradise. Sony menganggap aksi semacam ini sebagai pembajakan dan oleh karena itu disebut sebagai aksi ilegal.

First look: Rhapsody for Android (beta)

Since Rhapsody has spun off from RealNetworks and Viacom/MTV, the subscription music service has gone down in price from $14.99 to $9.99, and its first app for Android has been released.

The service has thus far proven to be extremely popular on the iPhone/iPod touch, and has been downloaded more than 1.5 million times since debuting just about eight months ago. That application lets subscribers access Rhapsody's 8 million song database for streaming over 3G or Wi-Fi connections, they can make their own playlists or listen to commercial-free Rhapsody Radio programming.

The Rhapsody Android app is a welcome addition to the platform as there are still fewer music services for Android than there are for iPhone/iPod.

Rhapsody Android and iPod/iPhone side by side Android's new Rhapsody beta app side by side with iPhone/iPod version 1.4

Rhapsody Android welcome screen Rhapsody's welcome screen on Android.

Rhapsody Android Browse by genre screen Browsing by genre on Rhapsody for Android.

Rhapsody Android artist info screen Artist information on Rhapsody for Android.

Rhapsody Android Radio most popular Rhapsody Radio on Android

Rhapsody Android "play" screen Rhapsody's "play" screen on Android.

Rhapsody Android alert The alert associated with Rhapsody playing in the background on Android.

Rhapsody for Android is available now in the Android market or directly from Rhapsody here.

End of the road in sight for Windows on Itanium

IntelIt was perhaps one of the most drawn-out, painful launches in Intel's long history: the introduction last February of Tukwila, the latest generation of its Itanium 64-bit processor architecture. Not everyone in the Itanium Solutions Alliance hung on for the five-year ride, with Unisys having been its most prominent drop-out last year, citing competitor HP's dominance in the field. Microsoft held on for the entire stretch; but last week, the company announced it would not lend its support to whatever the generation after Tukwila might become.

In a blog post last Friday, Windows Server Senior Technical Product Manager Dan Reger said that his company will continue to support existing Itanium architecture, including Tukwila, for another eight years. But Windows Server 2008 R2 will be the last version of the operating system to support IA-64.

After a delay of officially two years, and unofficially longer, the dual- and quad-core 65 nm Itanium 9300 series was launched last February 8 to somewhat muted fanfare. The newest Itaniums ended up following, not leading, many of Intel's latest process innovations, with the company's 32 nm Xeon 5600 series, including a six-core model, premiering just last month. Itanium can no longer claim power savings as a selling factor, with the new Xeons also boasting 130W TDP at clock speeds superior to the new Itaniums'.

Five years ago, the drive toward industry-wide adoption of IA-64 architecture was started by the Itanium Solutions Alliance, steered somewhat by Intel (of course) as well as HP, the architecture's most prominent vendor. But Microsoft was also a very vocal charter member -- at the time, seen as more influential than charter member Red Hat. The reason was that, from 2001 up until 2005, the factor keeping enterprises from investing in Itanium was the lack of a clear migration path. Windows compatibility was perceived as the substance of a bridge.

Here's how I covered the Itanium Solutions Alliance in a January 2006 article for Tom's Hardware:

The Alliance's efforts go to the heart of what had been characterized as Itanium's chief deficiency: not its architecture, which after a rough start, actually has proven itself very capable. It is an altogether different platform, not because it's truly 64-bit, but because it would have its developers embrace a concept called Explicitly Parallel Instruction Set (EPIC). It is the industry's first CISC-based multithreading architecture, based on a simple concept to explain but a difficult one to implement: the idea that when processes fork and parallelism begins, it's because the code of the program tells it to. It's this concept which most starkly distinguishes Itanium from x86 (x64) architecture, which actually has no parallelism principles of its own. The ability of multithreaded x86 processors to fork processes into separate cores is based mainly on their ability to ascertain for themselves when such forking is permissible. One of Intel's most ambitious tests of this capability has been hyperthreading, which is a parallelism technique for single-core processors. But HT is an experiment that will probably come to an end as dual-core and multicore processors become mainstream. As they do, they will undoubtedly bring Intel's version of 64-bit x86 architecture (EM64T) as well as AMD's (AMD64) into the mainstream even in high-performance categories.

I was wrong about one thing: Hyperthreading does live on in Intel's current Core microarchitecture. Nevertheless, the fork in the road we saw in early 2006 has only grown wider today, and three major influences have changed the scenario for Itanium over that period:

  • Linux is finding a comfortable home among high-end servers, because it's lightweight and has lower up-front costs (assuming businesses don't buy premium support licenses), and Intel is embracing Linux more and more.
  • The hyperbolic growth in virtualization means that enterprises don't have to run Windows Server just to enable their clients to run Windows 7. Exchange, Office Communications Server, and SharePoint remain important, but any more, Windows Server exists to support them rather than the other way around.
  • Heterogeneity in server design means businesses that require high-performance computing servers can now purchase Itanium in more limited quantity, leaving Windows Server to handle high-availability segments of the network.

In some ways, many of the factors standing in the way of the Itanium Solutions Alliance's goals five years ago, have actually been removed through the natural course of the industry's evolution. But that evolutionary course has not exactly favored Microsoft. So it's noteworthy that, in announcing its "transition" away from Itanium support last Friday, Microsoft's Reger (or at least, the blog post from Reger, whose opening had one tone and his closing another) took a parting shot at Itanium, aiming squarely at what the Alliance had touted as one of the architecture's key features: scalability.

"The natural evolution of the x86 64-bit (x64) architecture has led to the creation of processors and servers which deliver the scalability and reliability needed for today's 'mission-critical' workloads," Reger wrote. "Just this week, both Intel and AMD have released new high core-count processors, and servers with 8 or more x64 processors have now been announced by a full dozen server manufacturers. Such servers contain 64 to 96 processor cores, with more on the horizon. Windows Server 2008 R2 was designed to support the business-critical capabilities these processors and servers make available. It supports up to 256 logical processors (cores or hyper-threading units), so it's ready for the ever-increasing number of cores."

Or to put it another way, six is greater than four. Of course, Reger's comment (perhaps intentionally) ignores one important element: After Itanium finally included the QuickConnect memory bus (the equivalent of AMD's DirectConnect architecture, developed years earlier), and with Itanium's brand of parallelism being implicit (built into the code) rather than explicitly stated as with x64, three dual-core IA-64 processors should bear little performance difference from one six-core processor.

In a May 2005 interview, HP's representative to the Alliance, Stephen Howard, told me IA-64 architecture was noteworthy for having "very high-RAS features: reliability, availability, scalability. Those hooks are built into the chip architecture itself, and the operating systems can make use of those features, and the individual companies and software vendors can build on the most highly reliable system. So you get up into the mainframe replacement and high-end RISC replacement classes of servers, and anywhere that this kind of equipment is used is going to be an ideal spot for Itanium."

At present, Microsoft remains a member of the Alliance, and may conceivably continue to do so until the next edition of Windows Server, perhaps in two years' time. But one of the Alliance's goals, Howard told me five years ago, was to create a single point of contact for customers wanting to purchase Itanium hardware and software all in one stop. That isn't exactly what happened, but perhaps Intel's continued embrace of Linux, along with Red Hat's continued membership in the Alliance, could actually promote that goal in Microsoft's absence.

iPad Wi-Fi complaints echo those of Nexus One, iPod Touch

iPad internals from iFixit teardown Since Apple's iPad launch just over two days ago, frustrated users have packed Apple's iPad support forum with complaints of weak and unreliable Wi-Fi connections. The problem has even affected two Betanews staffers who got iPads on the device's launch day.

Some users have speculated that Wi-Fi issues are related to chassis shielding, antenna placement, or software problems, but there has not yet been any concrete evidence to support any of those guesses.

Apple posted a support article yesterday called "iPad: Does not automatically rejoin known Wi-Fi networks," which suggests that users with simultaneous dual-band wireless routers take additional measures to simplify the iPad's connection process. Apple suggests that users label their different Wi-Fi networks according to whether they're 802.11b/g or 802.11n, equip them with the same type of security, and make sure the router's firmware is up to date.

But we've seen troubles like this with other Apple products in the past, with similar knowledge base suggestions, so we began to investigate the Wi-Fi module inside the iPad.

According to iFixit's recent teardown, the wireless radio inside the iPad is the Broadcom BCM4329, which the chipmaker says is its "smallest and lowest cost dual-band 802.11n solution." The tiny IC has a complete 802.11 a/b/g/n system (MAC/baseband/radio), Bluetooth 2.1 with Enhanced Data Rate, and an FM radio transciever on a single die with a single antenna.

This is the same chip found in the third generation iPod Touch, which, like the iPad, exhibited problems sticking to Wi-Fi signals.

Apple's solution to this problem included such advice as "Move closer to the Wi-Fi router or hotspot."

It's true that Wi-Fi connection problems are most often stem from router compatibility issues, but when both of Apple's products using the 4329 chip are having the same issue, we wonder if Apple hasn't chosen a wireless module that is too light duty.

We repeatedly attempted to communicate with Broadcom about the wireless module to find out what other devices have been equipped with the BCM4329, and what the ideal usage scenario for it would be. Unfortunately, the company was not interested in commenting.

What we do know is that this same chip has been used in the Google Nexus One, which, again, has a number of support threads open related to poor Wi-Fi connectivity.

This by no means implicates Broadcom's chip in the iPad's connectivity problems, nor is there any indication that this is a widespread problem. However, it does look like Wi-Fi issues are a trend among the three devices known to use the tiny, low-power unit.

Netbook Dual System Android dan Windows, Acer Aspire D260

foto berita artikel

Jika mungkin user mencari sebuah netbook dengan system operasi Android namun tidak ingin sepenuhnya hanya menggunakan system operasi tersebut, kini user bisa mendapatkan sebuah mini laptop dengan dual booting system, yakni Google Android dan Microsoft Windows.

Netbook Acer paling baru tersebut diberi nama Aspire One D260 dan dikatakan Acer sebagai pengganti tipe D250 yang telah dirilis tahun lalu. Oleh karena itu kemungkinan besar juga ada spesifikasi teknis yang lebih baik ketimbang tipe D250, seperti CPU Intel Atom N270, harddisk 160GB and RAM 1GB.

Belum diketahui system operasi Windows versi apakah yang akan dimasukkan bersama Android OS dalam netbook Acer Aspire D260 tersebut, bisa Windows XP atau Windows 7 Starter Edition. Acer akan mempublikasikan detail spesifikasi lebih lanjut di akhir tahun ini, bersamaan dengan peluncuran secara resmi system operasi Google Chrome.



Sumber:

BeritaNet.com

Pembuat iPod & iPhone Hengkang Dari Apple

Setelah sembilan tahun mengabdi bersama Apple, Tony Fadell, salah seorang yang membantu merencanakan dan menciptakan perangkat iPod dan iPhone, secara resmi meninggalkan perusahaan yang membesarkannya selama ini. Yang bersangkutan kini tampaknya akan menjadi penasihat untuk perusahaan teknologi di seluruh dunia.

Perlu diketahui, Fadell adalah orang pertama yang bergabung dalam tim rekayasa iPod pada tahun 2001. Dan lima tahun kemudian, ia menjadi kepala divisi iPod dan merupakan tokoh kunci dalam mengembangkan iPhone saat itu.

Selanjutnya Fadell memutuskan untuk mengundurkan diri dari posisi eksekutif di Apple pada tahun 2008. Pada saat itu, ia pernah menegaskan kalau dirinya ingin tetap sebagai penasehat Steve Jobs dan bersedia bekerja dalam kapasitas lepas (freelance) secara eksklusif untuk Apple.

Namun, kepindahannya saat ini, yang pertama kali dilaporkan oleh New York Times, ia telah memutuskan semua ikatan dengan perusahaan yang pernah ia bantu perkembangannya menjadi seperti sekarang ini.

Rupanya Fadell memiliki hasrat yang besar untuk beralih mengembangkan teknologi yang ramah lingkungan sekarang dan ingin memfokuskan karirnya pada bidang itu saat ini.

Dalam suatu wawancaranya dengan New York Times baru-baru ini, kalau ia saat ini sedang memfokuskan untuk membantu lingkungan dengan bekerja bersama perusahaan teknologi ramah lingkungan. Dan beliau bertekad untuk memberitahu anak-anak dan cucunya sebuah cerita yang luar biasa di luar iPod dan iPhone yang pernah digelutinya. Hm, suatu pekerjaan yang sangat mulia !


Sumber:
Berita Teknologi

Asus Eee PC 1001PX Seashell Netbook Baru dari Asus

Persaingan yang tajam begitu kentara terlihat di bisnis perangkat laptop dunia akhir-akhir ini. Sejalan dengan itu, persaingan yang diramaikan baik oleh para pemain baru maupun para pemain lama tampak silih berganti berunjuk gigi untuk memasarkan produk laptop andalan terbarunya ke pasaran.

Begitu halnya dengan apa yang dilakukan oleh ASUS berikut ini, pasalanya baru-baru ini telah diperkenalkan netbook Asus Eee PC 1001PX Seashell terbarunya yang tercatat secara resmi di sebuah situsnya. Seperti netbook Seashell lainnya, Asus Eee PC 1001PX ini dianugerahi dengan keberadaan desain yang ramping, elegan dan ringan dan compact. Netbook ini hadir dengan LED-backlit anti silau berukuran 10.1 inci dan beresolusi 1024 × 600 pixel.

Hebatnya lagi, netbook Asus 1001PX ini ternyata telah didukungan oleh prosesor Intel N450, memori berkapsitas 1GB/2GB, kartu grafis yang telah terintegrasi dan hardisk berkapsitas hingga 250GB. Selain itu, netbook tersebut juga dilengkapi dengan keberadaan webcam berkemampuan 0.3 Megapixel, sebuah MMC / SD / SDHC card reader dan dukungan untuk WiFi 802.11b / g dan Bluetooth pilihan. Apalagi dengan keberadaan baterai 3-cellnya membuat netbook tersebut dapat bertahan dipakai hingga 4,5 jam penggunaan.

Netbook Asus Eee PC 1001PX ini tersedia dalam warna pilihan hitam, putih dan biru. Hm, Anda berminat?


Sumber:
Berita Teknologi

iBuyPower Battalion Touch CZ-11, Notebook Multitouch Berbasis Core i7

Anda berhasrat memiliki perangkat laptop game yang handal? Hm, jangan jauh-jauh Anda beranjak untuk mencari, pasalnya kini telah hadir perangkap laptop handal terbaru yang bisa jadi Anda idam-idamkan kehandalannya selama ini.

Sebagai pemain hardware untuk bisnis perangkat komputer dunia, iBuyPower baru saja telah memperkenalkan notebook gaming multiutouch Batalyon Touch CZ-11 terbarunya yang sebagai penerus dari CZ-10. Laptop gaming terbaru ini sendiri dilengkapi dengan fitur layar Full HD berukuran 15.6 inci 1920 × 1080 dengan kemampuan multitouch dan didasarkan pada platform Intel Core.

Standar Batalyon Touch CZ-11 yang didukung hingga keberadaan prosesor Core i7-820QM ini, ternyata telah dilengkapi dengan RAM 4GB, Kartu video ATI Radeon HD6560 1GB, hardisk 500GB dan DVD burner SuperMulti 8X. Laptop gaming CZ-11 tersebut juga dilengkapi dengan SSD pilihan hingga 160GB beserta Blu-ray burner pilihan. Selain itu juga dilengkapi dengan fitur lain seperti 3-in-1 card reader, WiFi 802.11b/g/n.

Batalyon iBuyPower Touch CZ-11 ini telah beroperasi menggunakan sistem operasi Windows 7 Home Premium. Dan harga di pasaran, untuk setiap unitnya ternyata dibandrol mulai seharga 1299 USD atau sekitar 12,99 juta rupiah.


Sumber:
Berita Teknologi

Zenwalk 6.4 Beta Distro Linux Berbasis XFCE Kini Sudah Tersedia

Jean-Philippe Guillemin baru saja telah memperkenalkan kehadiran Zenwalk 6.4 Beta terbaru yang membawa paket mutakhir dan perbaikan kinerja. Distro berbasis Slackware terus mengejar efisiensi dan kecepatan serta menawarkan perbaikan nyata di banyak hal. Penekanan pada kinerja tidak muncul dengan mengorbankan kemudahan penggunaan, seperti dengan kehadiran Zenwalk 6.4 Beta terbaru ini yang dapat diinstal hanya dalam beberapa menit saja dengan memilih pilihan default selama proses instalasi berlangsung.

“Zenwalk 6.4 BETA tersebut menyediakan banyak perangkat tambahan pada sistem dan tingkatan aplikasi. Tatanan kernel 2.6.33.1 terbaru menampilkan scheduler BFS terbaru, dirancang untuk interaktivitas desktop terbaik pada CPU multi-core saat mengambil sebagian besar spesifikasi mesin lebih rendah. Anda akan mendapatkan responsibilitas aplikasi grafis yang lebih baik, kinerja realtime aplikasi suara yang lebih baik (sangat rendah), dan efisiensi perintah yang bagus (tugas kompilasi benar-benar telah berjalan baik dengan cara yang tidak mengganggu aplikasi lain). Seperti pendahulunya, Zenwalk 6.4 menampilkan EXT4 sebagai filesystem utama, dan versi terbaru dari aplikasi kebanyakan dan lingkungan desktop,” jelas Jean-Philippe Guillemin, pencipta dan pengembang utama Zenwalk, dalam sebuah pengumuman resminya.

Sekilas mengenai Zenwalk 6.4 Beta:

  • Linux kernel 2.6.33.1 – dengan scheduler BFS;
  • lingkungan desktop XFCE yang telah diupdate untuk XFCE 4.6.1;
  • Udev 151 – waktu boot lebih cepat;
  • OpenOffice.org 3.2.0 – versi optimisasi kinerja;
  • X.Org 7,5 ;
  • Gstreamer 0.10.28;
  • internasionalisasi yang lebih baik;
  • Kebanyakan paket yang diupdate sejak rilis sebelumnya.

Zenwalk 6,4 Beta tidak mengorbankan bagian kefleksibilitasnya. GNU/sistem operasi Linux menggunakan pendekatan modular untuk kemasan yang memungkinkan penggunanya untuk mengkonversi secara mudah installannya menjadi sesuatu yang memenuhi secara tepat sesuai kebutuhan. Para developer sendiri mengungkapkan kalau sejauh ini Zenwalk dapat menjadi dasar untuk sebuah studio multimedia, sebuah workstation kantor, sebuah kotak permainan, platform pengembangan, dan sebagainya, tetapi tanpa harus memasang apapun yang pengguna tidak butuhkan.


Sumber:
Berita Teknologi

Asus Perkenalkan Kartu Grafis ENGTX480 dan ENGTX470

Kebutuhan untuk tampilan yang optimal dengan kehandalan yang sesuai dengan harapan semakin menigkat akhir-akhir ini, tentunya memacu banyak produsen untuk memproduksi kartu grafis berkualitas untuk kemudian dilempar ke pasaran. Sejalan perkembangannya, Asus tetap berkomitmen untuk selalu terus eksis memainkan peranannya sebagai salah satu produsen perangkat kartu grafis di pasaran dunia.

Sebagai bukti atas eksistensinya untuk pasaran kartu grafis dunia, Asus baru saja mengumumkan dua kartu grafis terbarunya. Kedua kartu grafis tersebut tidak lain adalah ENGTX480/2DI/1536MD5 dan ENGTX470/2DI/1280MD5, yang masih-masing berdasarkan NVIDIA GeForce GTX 480 dan GTX470.

Kartu grafis ENGTX480 ini dilengkapi dengan memori video 1536MB GDDR5 dan memiliki engine clock berkecepatan 700MHz dan memory clock berkecepatan 3696MHz. Sementara itu, kartu grafis ENGTX470 juga dilengkapi RAM video 1280MB dan menjalankan sebuah engine clock 607MHz dan memory clock 3348MHz. Sejauh ini, kedua kartui grafis tersebut juga telah mendukung hingga resolusi 2560 x 1600 untuk DVI dan 2048 × 1536 untuk D-Sub. Selain itu, juga ada dua dual-link DVI-I port dan sebuah output HDMI. Kedua kartu tersebut telah menggunakan bus PCI Express 2.0.


Sumber:
Berita Teknologi

PC Tablet Xplore iX104C4CR, Siap Anda Genggam Kemanapun Anda Mau

Perangkat komputer yang Anda miliki sering mengalami banyak masalah? Mengalami hal itu sudah barang tentu sangat memusingkan, bukan? Hm, apakah Anda tidak berkeinginan sedikitpun untuk beralih ke alternatif perangkat komputer yang satu ini? Siapa tahu saja, perangkat komputer tersebut bisa memenuhi apa yang Anda inginkan selama ini.

Sejalan dengan itu, baru-baru ini Xplore telah memperkenalkan PC tablet terbaru yang memiliki ruang steril dengan model iX104C4CR. PC tablet ini sendiri merupakan sebuah variasi dari iX104C4. Tablet tahan uji ini memiliki chassis yang dirancang khusus dan sepenuhnya tertutup untuk mencegah kontaminasi manufaktur. Dan yang jelas, PC tablet ini tentunya telah memenuhi Standar Militer Amerika Serikat MIL-STD 810F.

PC Tablet Xplore iX104C4CR ini didukung dengan prosesor Intel dual core U2500 1.2GHz, RAM 1GB dan hardisk 120GB. Selain itu, juga memiliki layar tampilan LCD 1024 × 758 10.4 inci dengan sensor digital aktif, optional resistive touch digitizer dan optional Dual Mode AllVue Xtreme LCD technology. PC tablet yang memiliki ruang steril ini ternyata juga bisa mendukung 802.11a/g/n WiFi, Bluetooth dan opsional HSPA atau konektivitas EVDO.

Mengenai harga dan keberadaannya, sayang belum diketahui dengan pasti untuk saat ini. Hm, Kita lihat saja kiprah selanjutnya!


Sumber:
Berita Teknologi

Followers

Club Cooee
rachmanda by Informatika