Pengertian BTS & Spesifikasi WAN


SOAL

Spesifikasi Tower, Ketinggian dan Letak

Setiap Tower/BTS Memiliki Berapa Client?

Spesifikasi Perangkat Radio.

Sistem Keamanan Memakai Apa?


JAWABAN

Ketinggian tower mencapai 45 m & berjarak max. 2-5 km pada setiap masing client.

Setiap BTS memiliki 4-7 client,

yaitu pada BTS 1 memiliki 6 client pada kec. Gedangan, Sidoarjo, Sukodono, Taman, Sedati, Surabaya City.

pada BTS 2 memiliki 5 client pada kec. Wonoayu, Krembung, Prambon, Tarik, Balongan.

pada BTS 3 memiliki 6 client yaitu pada kec. Tulangan, Porong, Jabon, Candi, Sidoarjo

Spesifikasi Frekuensi pada radio mencapai 2,4 GHz pada jarak 12 km-28km,

Sistem keamanan memakai:

- WPA

- WEP

Pengertian BTS

BTS adalah Base Transceiver Station. Terminologi ini termasuk baru dan mulai populer di era booming seluler saat ini. BTS berfungsi menjembatani perangkat komunikasi pengguna dengan jaringan menuju jaringan lain. Satu cakupan pancaran BTS dapat disebut Cell. Komunikasi seluler adalah komunikasi modern yang mendukung mobilitas yang tinggi. Dari beberapa BTS kemudian dikontrol oleh satu Base Station Controller (BSC) yang terhubungkan dengan koneksi microwave ataupun serat optik


Tipe-Tipe Antena/Tower BTS


1). Monopole

Bentuk menara ini berupa tiang pancang tunggal dengan ketinggian biasanya kurang dari 30 meter. Monopole banyak dijumpai di wilayah perkotaan.

2). Pole

Bentuknya simpel seperti tiang bendera, jenis ini biasa ditempatkan di roof top. Jenis Pole hanya disebut sebagai antena, bukan menara. Ketinggian Pole biasanya sekitar 10 meter. Setting BTS di gedung-gedung mempunyai kesulitan tinggi, salah satu sebab yakni penarikan kabel feeder yang panjang dan rumit.

3). Menara Rangka

Dirancang dengan konsep rangka kokoh, kuat terhadap tekanan angin. Ketinggian tower ini berkisar antara 30 sampai 70 meter. Umumnya jenis ini banyak menampung hardware diatasnya. Menara rangka biasa dijumpai di area green field, meski beberapa juga ada ditempatkan di roof top.

Untuk spesifikasi Wireless IEEE 802.11 ini ada empat variasi dari 802.11, yaitu:

802.11a

802.11b

802.11g

802.11n

Spesifikasi b merupakan produk pertama Wi-Fi. Variasi g dan n merupakan salah satu produk yang memiliki penjualan terbanyak pada 2005.

Spesifikasi Wi-Fi

Spesifikasi

Kecepatan

Frekuensi
Band

Cocok

dengan

802.11b

11 Mb/s

~2.4 GHz

b

802.11a

54 Mb/s

~2.4 GHz

a

802.11g

54 Mb/s

~2.4 GHz

b, g

802.11n

100 Mb/s

~5 GHz

b, g, n

Frekuensi yang digunakan oleh Wi-Fi, pengguna tidak diperlukan untuk mendapatkan ijin dari pengatur lokal 802.11a menggunakan frekuensi yang lebih tinggi dan oleh sebab itu daya jangkaunya lebih sempit, lainnya sama.

Versi Wi-Fi yang paling luas sekarang ini (berdasarkan

dalam IEEE 802.11b/g) beroperasi pada 2.400 MHz sampai 2.483,50 MHz. Dengan begitu mengijinkan operasi dalam 11 channel (masing-masing 5 MHz), berpusat di frekuensi

  • Channel 1 - 2,412 MHz;
  • Channel 2 - 2,417 MHz;
  • Channel 3 - 2,422 MHz;
  • Channel 4 - 2,427 MHz;
  • Channel 5 - 2,432 MHz;
  • Channel 6 - 2,437 MHz;
  • Channel 7 - 2,442 MHz;
  • Channel 8 - 2,447 MHz;
  • Channel 9 - 2,452 MHz;
  • Channel 10 - 2,457 MHz;
  • Channel 11 - 2,462 MHz

Secara teknis operasional, Wi-Fi merupakan salah satu varian teknologi komunikasi dan informasi yang bekerja pada jaringan dan perangkat WLAN. (wireless local area

network). Dengan kata lain, Wi-Fi adalah sertifikas

i merek dagang yang diberikan pabrikan kepada perangkat telekomunikasi (internet) yang bekerja di jaringan WLAN dan sudah memenuhi kualitas kapasitas interoperasi yang dipersyaratkan.

Perangkat dengan standar teknis 802.11b diperuntukkan bagi perangkat WLAN yang digunakan di frekuensi 2,4 GHz atau yang lazim disebut frekuensi ISM (Industrial, Scientific dan Medical). Sedang untuk perangkat yang berstandar teknis 802.11a dan 802.16 diperuntukkan bagi perangkat WMAN atau juga disebut Wi-Max, yang bekerja di sekitar pita frekuensi 5 GHz.


NanoStation 5

Perangkat outdoor antenna yang menggunakan frekuensi 5,8 GHz di dalam sudah termasuk antenna patch 14 dBi dan wireless 400 mw diperkuat dengan chipset Atheros. Koneksi point to point hingga 15 km.

Spesifikasi Teknis:


Ø Processor Specs: Atheros AR231650C, MIPS 4KC, 180Mhz

Ø Memory: 16Mb SD-Ram , 4Mb Flash

Ø Networking Interface: 10/100 BASE-TX (Cat.5 , RJ-45). Ethernet Interface

Ø TX power: 26 dBM

Ø RX Sensitivity: -97 dBM / -2 dB

Ø Out door Range: Over 15 Km


Antena Omni

Untuk memperluas area coverage, bukan untuk memperkuat sinyal.

Spesifikasi Teknis:

Ø Omni TP-LINK 2,4 GHz 15 dBi

Ø Omni directional antenna wireless LAN aplikasi 2,4 GHz 15 m band

Ø Complant dengan IEEE 802. 11b/9 .12 dBI gain sinyal

Ø Aplication ‘Bluetoth’ Public wireless hot spot ‘Wi-Fi Wireless video system’multi point to point aplikasi.


Antena Grid LAN

Spesifikasi Teknis:


Ø Grid Hyperlink 5,8 27 dB

Ø Product: 5,8 GHz 27 dBi Grid Antena

Ø Aplikasi: 5,8 GHz Uhil aplikasi 5,8 GHz 15M

Ø Ranges: 5725-5850 MHz

Ø Aplikasi: 5,8 GHz wireless LAN system

Long-range Directional Application. Point to point

Point to multi-point system, wireless bridges

Frekuensi pada radio mencapai 2,4 GHz pada jarak 12 km-28km,

Sistem keamanan memakai:

- WPA

- WEP


Untuk Keamanan WPA:

WPA (Wi-Fi Protected Access) adalah suatu sistem yang
juga dapat diterapkan untuk mengamankan jaringan nirkabel.metoda
pengamanan dengan WPA ini diciptakan untuk melengkapi dari sistem yamg
sebelumnya, yaitu WEP. Para peneliti menemukan banyak celah dan
kelemahan pada infrastruktur nirkabel yang menggunakan metoda pengamanan
WEP. Sebagai pengganti dari sistem WEP, WPA mengim plementasikan layer
dari IEEE, yaitu layer 802.11i.
Teknik ini mempunyai beberapa tujuan dalam desainnya, yaitu kokoh, interoperasi, mampu digunakan untuk menggantikan WEP, dapat diimplementasikan pada pengguna rumahan atau corporate, dan tersedia untuk publik secepat mungkin. Teknik WPA dibentuk untuk menyediakan pengembangan enkripsi data yang menjadi titik lemah WEP, serta menyediakan user authentication yang tampaknya hilang pada pengembangan konsep WEP.

Teknik WPA didesain menggantikan metode keamanan WEP, yang menggunakan kunci keamanan statik, dengan menggunakan TKIP (Temporal Key Integrity Protocol) yang mampu secara dinamis berubah setelah 10.000 paket data ditransmisikan. Protokol TKIP akan mengambil kunci utama sebagai starting point yang kemudian secara reguler berubah sehingga tidak ada kunci enkripsi yang digunakan dua kali. Background process secara otomatis dilakukan tanpa diketahui oleh pengguna. Dengan melakukan regenerasi kunci enkripsi kurang lebih setiap lima menit, jaringan WiFi yang menggunakan WPA telah memperlambat kerja hackers yang mencoba melakukan cracking kunci terdahulu. Walaupun menggunakan standar enkripsi 64 dan 128 bit, seperti yang dimiliki teknologi WEP, TKIP membuat WPA menjadi lebih efektif sebagai sebuah mekanisme enkripsi.

Proses otentifikasi WPA menggunakan 802.1x dan EAP (Extensible Authentication Protocol). Secara bersamaan, implementasi tersebut akan menyediakan kerangka kerja yang kokoh pada proses otentifikasi pengguna. Kerangka-kerja tersebut akan melakukan utilisasi sebuah server otentifikasi terpusat, seperti RADIUS, untuk melakukan otentifikasi pengguna sebelum bergabung ke jaringan wireless. Juga diberlakukan mutual authentification, sehingga pengguna jaringan wireless tidak secara sengaja bergabung ke jaringan lain yang mungkin akan mencuri identitas jaringannya.


Untuk Keamanan WEP:

WEP (Wired Equivalent Privacy) adalah suatu metoda pengamanan jaringan nirkabel, disebut juga dengan Shared Key Authentication. Shared Key Authentication adalah metoda otentikasi yang membutuhkan penggunaan WEP. Enkripsi WEP menggunakan kunci yang dimasukkan (oleh administrator) ke client maupun access point. Kunci ini harus cocok dari yang diberikan akses point ke client, dengan yang dimasukkan client untuk authentikasi menuju access point, dan WEP mempunyai standar 802.11b.

Proses Shared Key Authentication:

  1. client meminta asosiasi ke access point, langkah ini sama seperti Open System Authentication.
  2. access point mengirimkan text challenge ke client secara transparan.
  3. client akan memberikan respon dengan mengenkripsi text challenge dengan menggunakan kunci WEP dan mengirimkan kembali ke access point.

access point memberi respon atas tanggapan client, akses point akan melakukan decrypt terhadap respon enkripsi dari client untuk melakukan verifikasi bahwa text challenge dienkripsi dengan menggunakan WEP key yang sesuai. Pada proses ini, access point akan menentukan apakah client sudah memberikan kunci WEP yang sesuai. Apabila kunci WEP yang diberikan oleh client sudah benar, maka access point akan merespon positif dan langsung meng-authentikasi client. Namun bila kunci WEP yang dimasukkan client adalah salah, maka access point akan merespon negatif dan client tidak akan diberi authentikasi. Dengan demikian, client tidak akan terauthentikasi dan tidak terasosiasi. Komunikasi Data via IEEE 802.11, Shared Key Authentication kelihatannya lebih aman dari dari pada Open System Authentication, namun pada kenyataannya tidak. Shared Key malah membuka pintu bagi penyusup atau cracker. Penting untuk dimengerti dua jalan yang digunakan oleh WEP. WEP bisa digunakan untuk memverifikasi identitas client selama proses shared key dari authentikasi, tapi juga bisa digunakan untuk men-dekripsi data yang dikirimkan oleh client melalui access point.

WEP memiliki berbagai kelemahan antara lain :

  • Masalah kunci yang lemah, algoritma RC4 yang digunakan dapat dipecahkan.
  • WEP menggunakan kunci yang bersifat statis
  • Masalah initialization vector (IV) WEP
  • Masalah integritas pesan Cyclic Redundancy Check (CRC-32)

WEP terdiri dari dua tingkatan, yakni kunci 64 bit, dan 128 bit. Sebenarnya kunci rahasia pada kunci WEP 64 bit hanya 40 bit, sedang 24bit merupakan Inisialisasi Vektor (IV). Demikian juga pada kunci WEP 128 bit, kunci rahasia terdiri dari 104bit.

Serangan-serangan pada kelemahan WEP antara lain :

Serangan terhadap kelemahan inisialisasi vektor (IV), sering disebut FMS attack. FMS singkatan dari nama ketiga penemu kelemahan IV yakni Fluhrer, Mantin, dan Shamir.

Serangan ini dilakukan dengan cara mengumpulkan IV yang lemah sebanyak-banyaknya. Semakin banyak IV lemah yang diperoleh, semakin cepat ditemukan kunci yang digunakan

Mendapatkan IV yang unik melalui packet data yang diperoleh untuk diolah untuk proses cracking kunci WEP dengan lebih cepat. Cara ini disebut chopping attack, pertama kali ditemukan oleh h1kari. Teknik ini hanya membutuhkan IV yang unik sehingga mengurangi kebutuhan IV yang lemah dalam melakukan cracking WEP.

  • Kedua serangan diatas membutuhkan waktu dan packet yang cukup, untuk mempersingkat waktu, para hacker biasanya melakukan traffic injection. Traffic Injection yang sering dilakukan adalah dengan cara mengumpulkan packet ARP kemudian mengirimkan kembali ke access point. Hal ini mengakibatkan pengumpulan initial vektor lebih mudah dan cepat. Berbeda dengan serangan pertama dan kedua, untuk serangan traffic injection,diperlukan spesifikasi alat dan aplikasi tertentu yang mulai jarang ditemui di toko-toko, mulai dari chipset, versi firmware, dan versi driver serta tidak jarang harus melakukan patching terhadap driver dan aplikasinya.

0 Response to "Pengertian BTS & Spesifikasi WAN"

Posting Komentar

Followers

Club Cooee
rachmanda by Informatika