Software Bajakan Musnah


Tingkat pembajakan software dinilai memiliki korelasi yang sangat erat dengan ketersediaan lapangan pekerjaan. Jadi, dengan musnahnya software bajakan di pasaran, lapangan pekerjaan TI dinilai akan semakin banyak. Benarkah?

Setidaknya itulah menurut pemikiran Tim Nasional Penanggulangan Pelanggaran HaKI. "Berantas Software Bajakan untuk Indonesia yang Lebih Baik," demikian kampanye yang tengah disosialisasikan oleh tim yang beranggotakan dari berbagai elemen itu di sejumlah kota besar Indonesia.

Kampanye tersebut mungkin sudah sering dilihat dalam aktivitas sosialisasi yang digelar Timnas HaKI dan Business Software Alliance (BSA). Namun melihat beratnya pekerjaan rumah yang mereka hadapi sepertinya slogan ini dirasa perlu terus digalakkan.

Berdasarkan data lembaga analis IDC, untuk tahun 2009 lalu, tingkat pembajakan software di Indonesia sudah menggapai angka 86 persen. Hal ini dinilai menimbulkan dampak kerugian yang cukup besar bagi Tanah Air.

Sebab menurut riset, dengan menekan angka pembajakan software sebanyak 10 persen di Indonesia selama 4 tahun, maka berpotensi membuka 1.884 lapangan pekerjaan baru di bidang TI.

"Memberantas bajakan bisa membuka peluang baru bagi programer di Indonesia, khususnya mereka yang bisa menciptakan software," ujar Kepala Perwakilan BSA Indonesia, Donny A. Sheyoputra, di Hotel Nikko, Jakarta, Selasa (12/10/2010).

Selain itu, pria berkacamata ini menandaskan, jika dibiarkan berlarut-larut, ternyata pembajakan software juga akan merugikan negara senilai USD 124 juta pada 2013 mendatang.

Namun sepertinya impian untuk membersihkan Indonesia dari software bajakan tak semudah membalikkan telapak tangan. Perlu waktu yang lama, kesadaran, kegigihan, dan solusi dari berbagai pihak untuk mewujudkan mimpi tersebut.

Sumber: detikinet.com/

0 Response to "Software Bajakan Musnah"

Posting Komentar

Followers

Club Cooee
rachmanda by Informatika